Irak Padamkan Listrik Nasional Usai Suhu Panas Capai 50 Derajat Celsius

Gelombang panas ekstrem pttogel kembali melanda Irak, memaksa pemerintah setempat mengambil langkah drastis dengan memadamkan sebagian besar jaringan listrik nasional. Suhu udara di beberapa wilayah dilaporkan mencapai 50 derajat Celsius, level yang membahayakan kesehatan masyarakat dan mengancam kestabilan infrastruktur energi.

Gelombang Panas Memukul Infrastruktur

Kementerian Listrik Irak melaporkan bahwa tingginya suhu membuat beban pada jaringan listrik melonjak tajam. Permintaan listrik yang meningkat signifikan untuk pendingin udara (AC) dan sistem pendinginan lainnya mendorong jaringan mendekati titik kolaps. Beberapa pembangkit listrik mengalami gangguan operasional akibat panas ekstrem yang memengaruhi kinerja mesin dan turbin.

Pihak berwenang akhirnya memutuskan melakukan pemadaman terencana di sebagian besar provinsi, termasuk Baghdad, Basra, dan Najaf, demi mencegah kerusakan total pada sistem distribusi nasional.

baca juga: hasil-kualifikasi-piala-asia-putri-u-20-menang-telak-indonesia-gagal-lolos

Ancaman Kesehatan Publik

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa suhu di atas 50 derajat dapat memicu heatstroke dalam hitungan menit. Banyak warga, terutama lansia dan anak-anak, berisiko mengalami dehidrasi parah. Rumah sakit di Baghdad melaporkan lonjakan pasien dengan keluhan pusing, kelelahan, hingga kehilangan kesadaran akibat panas berlebihan.

Seorang warga Basra, Ahmed Hassan, mengungkapkan kesulitannya,

“Kami sudah terbiasa dengan musim panas yang terik, tapi tahun ini sangat berbeda. Tanpa listrik, AC dan kipas tidak bisa digunakan. Kami hanya bisa bertahan dengan air minum dingin dan mencari tempat yang teduh.”

Krisis Energi Berulang

Pemadaman listrik massal bukan hal baru bagi Irak. Negara ini memiliki cadangan minyak yang besar, namun infrastruktur kelistrikan sering kali rapuh akibat konflik berkepanjangan, kurangnya investasi, dan korupsi. Setiap musim panas, lonjakan permintaan listrik kerap membuat jaringan tidak mampu menampung beban.

Di beberapa wilayah, masyarakat mengandalkan generator diesel pribadi untuk memenuhi kebutuhan listrik sementara. Namun, biaya bahan bakar yang tinggi membuat solusi ini hanya terjangkau bagi kalangan tertentu.

Dampak pada Aktivitas Ekonomi

Suhu ekstrem dan pemadaman listrik mengganggu aktivitas ekonomi, terutama di sektor perdagangan, jasa, dan industri. Pasar tradisional yang biasanya ramai menjadi sepi, restoran dan toko terpaksa menutup lebih awal karena peralatan pendingin tidak berfungsi. Di sektor pertanian, panas berlebihan mengancam tanaman dan ternak, memperburuk masalah ketahanan pangan yang sudah ada.

Upaya Pemerintah dan Solusi Jangka Panjang

Pemerintah Irak berjanji akan mempercepat modernisasi infrastruktur kelistrikan, termasuk memperluas pembangkit tenaga surya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, kerja sama dengan negara tetangga seperti Iran untuk pasokan listrik tambahan juga tengah dijajaki.

Namun, para analis menilai bahwa tanpa reformasi mendasar dan investasi besar-besaran, krisis listrik di musim panas kemungkinan akan terus berulang setiap tahun, terlebih dengan tren pemanasan global yang memicu gelombang panas lebih sering dan lebih intens.

Kesimpulan

Kondisi di Irak menjadi cerminan bagaimana perubahan iklim dan lemahnya infrastruktur dapat menciptakan krisis berlapis — dari kesehatan, ekonomi, hingga sosial. Suhu 50 derajat Celsius bukan lagi sekadar angka di termometer, melainkan ancaman nyata yang memaksa jutaan orang bertahan di tengah keterbatasan.

Jika tidak ada langkah besar yang diambil segera, masa depan Irak di musim panas akan selalu diwarnai padamnya listrik dan penderitaan rakyat.

sumber artikel: www.hungrypediaindo.com