Tinggal di Atas Nisan Kuburan, Nenek Ira Akrab dengan Ular dan ‘Setan’ — Kisah Nyata yang Bikin Merinding

pttogel Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota, masih ada cerita yang mencengangkan dari sudut gelap peradaban: seorang nenek tua yang memilih tinggal di atas nisan kuburan. Namanya Nenek Ira. Ceritanya tak hanya soal kemiskinan dan keterasingan, tapi juga keakraban yang tak biasa dengan hewan melata dan hal-hal gaib yang membuat bulu kuduk berdiri.


Hidup di Antara Batu Nisan

Di sebuah kompleks pemakaman tua yang tak lagi terawat, terletak di pinggiran desa di wilayah Jawa Barat, tinggal seorang perempuan renta bernama Ira. Usianya diperkirakan sudah lebih dari 70 tahun. Rambutnya putih kusut, tubuhnya kurus dengan kulit keriput yang terbakar matahari dan lembab oleh dinginnya malam. Yang membuat kisah Nenek Ira begitu luar biasa adalah tempat tinggalnya—bukan rumah bambu reyot, bukan gubuk liar, tapi sebuah pusara tua.

Nenek Ira telah tinggal di atas nisan selama lebih dari satu dekade. Ia tak punya rumah, keluarga, atau kerabat yang peduli padanya. Ketika warga sekitar menghindari makam saat malam menjelang, Nenek Ira justru memeluknya erat, menjadikannya tempat bernaung dari hujan dan panas.

baca juga: tangan-sering-dingin-ini-penjelasan-medisnya


Keakraban dengan Ular dan ‘Setan’

Yang paling mengejutkan bukan hanya tempat tinggal Nenek Ira, tetapi cerita-cerita mistis yang melingkupi kehidupannya. Warga sekitar menyebut Nenek Ira sebagai “penunggu kuburan”. Alasannya? Ia sering terlihat bercakap-cakap sendiri seolah sedang berbincang dengan sesuatu yang tak kasat mata. Kadang ia tertawa pelan, kadang ia marah sambil menunjuk ke arah kosong.

Namun yang paling mencengangkan adalah keberadaan ular yang selalu mendekatinya. Tidak hanya satu, tetapi beberapa ekor yang datang silih berganti. Anehnya, ular-ular itu tak pernah menyakiti Nenek Ira. Sebaliknya, mereka seperti menari di sekelilingnya, dan Nenek Ira menyambut mereka layaknya kucing peliharaan.

“Ular itu temanku,” kata Nenek Ira suatu hari kepada seorang wartawan lokal yang penasaran dan datang menyambanginya. “Mereka menjaga aku dari roh jahat… tapi yang jahat pun aku kenal. Kami sudah biasa bertemu.”

Pernyataan itu membuat banyak orang merinding. Tak sedikit yang menyebut bahwa Nenek Ira memiliki kemampuan supranatural atau bahkan sudah “bukan manusia biasa” lagi. Ada juga yang percaya bahwa Nenek Ira adalah medium antara dunia manusia dan makhluk halus.


Antara Mitos, Kekuatan Gaib, dan Realita Sosial

Cerita Nenek Ira tentu saja menyimpan sisi tragis yang dalam. Di balik keangkeran ceritanya, ada potret nyata tentang kemiskinan ekstrem, keterasingan sosial, dan kelalaian pemerintah terhadap warga lansia yang hidup tanpa jaminan dan perhatian.

Masyarakat sekitar pun terbelah. Ada yang takut dan memilih menjauhinya. Ada juga yang iba dan sesekali memberi makanan atau pakaian bekas. Namun sejauh ini, belum ada tindakan serius dari pihak berwenang untuk membawanya ke panti sosial atau memberikan tempat tinggal yang layak.

Sosiolog menyebut fenomena seperti ini sebagai bentuk “pengusiran sosial diam-diam” — ketika seseorang secara perlahan didorong keluar dari kehidupan normal karena faktor usia, kemiskinan, dan stigma. Masyarakat lebih memilih menghindar daripada mencari solusi bersama.


Misteri yang Belum Terungkap

Apakah Nenek Ira benar-benar memiliki kemampuan gaib? Apakah ular-ular itu hanyalah kebetulan atau manifestasi dari sesuatu yang lebih dalam? Tidak ada yang tahu pasti.

Namun satu hal yang jelas, kisah Nenek Ira bukan sekadar legenda urban. Ia adalah simbol nyata dari mereka yang hidup di tepian dunia, yang kisahnya tak tercatat di data kependudukan, tak masuk berita utama, tapi menyimpan begitu banyak pelajaran tentang kemanusiaan.


Penutup: Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Di balik kisah mistis dan seram ini, ada seruan sunyi tentang perlunya perhatian sosial. Kisah Nenek Ira adalah pengingat bahwa di balik kepercayaan terhadap dunia gaib, masih banyak manusia yang nyata-nyata membutuhkan uluran tangan.

Apakah kita akan terus membiarkan mereka hidup bersama bayangan dan sunyi? Atau sudah waktunya menjadikan kisah-kisah seperti ini sebagai pemicu untuk perubahan nyata?


Catatan:
Cerita ini disusun berdasarkan laporan masyarakat dan pengamatan di lokasi. Nama dan tempat telah disamarkan untuk menjaga privasi. Jika Anda mengenal lansia terlantar seperti Nenek Ira, pertimbangkan untuk menghubungi dinas sosial setempat agar mereka bisa mendapatkan bantuan yang layak.